02 January 2014

Kisah Sang Kapten dan Orang yang Dimata-matainya


Source
Jerman Timur, tahun 1984. Seorang lelaki duduk dengan penuh perhatian. Headphone besar menutup telinganya. Dengan tubuh dan wajahnya yang kaku, dia sibuk mendengarkan sebuah rekaman percakapan orang yang dimata-matainya. Lelaki itu bernama Gerd Wiesler, dia adalah kapten di Stasi, polisi rahasia Jerman Timur.

Dari lantai atas apartemen yang disadap, hari demi hari dan malam demi malam , Wiesler mendengarkan seluruh percakapan. Apartemen itu ditempati oleh seorang penulis drama bernama Georg Dreyman (Sebastian Koch) dan aktris sekaligus kekasihnya, Christa-Maria Sieland (Martina Gedeck).

Wiesler, yang diperankan Ulrich Mühe, adalah salah satu agen terbaik, seorang pria yang dingin penuh perhitungan. Dia adalah alat negara yang sempurna, efisien, emosinya hampir tak muncul, seperti sebuah robot.

Perintah untuk memata-matai Dreyman ini berasal dari seorang mentri yang tertarik dengan pasangan
Source
Dreyman, dan ingin menyingkirkannya. Melalui rekan Wiesler yang bernama Grubitch, seorang peniti karir yang ambisius, perintah itu disampaikan kepada sang kapten. Weisler, yang selalu bangga mengenai dirinya karena mampu mengetahui sampai hal terkecil dari seseorang yang dimata-matainya, menerima perintah tersebut.

Pengintaianpun dimulai. Weisler mendengarkan setiap percakapan Dreyman dengan lawan bicaranya secara detil dan intim. Bahkan, percakapan Dreyman dengan Sieland ketika sedang bercinta tak luput dari intaiannya (hmmm..). Dari berbagai percakapan yang didengarkan, Wiesler mulai merasakan adanya perubahan pandangan mengenai Dreyman, dan menjadi simpati.

Awalnya, Wiesler tak menemukan bukti untuk menyeret Dreyman ke penjara. Sampai pada suatu hari, Dreyman menulis artikel untuk Der Spiegel, majalah Jerman Barat. Tulisannya itu bisa dikatakan bahaya oleh rezim yang berkuasa. Namun Wiesler, dengan segala kelihaianya, mengatur siasat untuk menyelamatkan Dreyman.

Cerita pun mengalir melalui percakapan lain yang menjadikan Wisler semakin jatuh pada rasa simpati, sesuatu yang sebelumnya tak pernah dirasakan oleh Wiesler.

Liku-liku kehidupan Dreyman yang tedengar dari berbagai percakapan dengan teman-teman dan kekasihnya, menjadi poin penting perubahan sudut pandang Wiesler, si agen terbaik Stasi.

Karakter sentral dalam film ini jelas dipegang oleh Wiesler. Hal initerlihat, bagaimana sang aktor,Ulrich Mühe, memerankan sosok sang Wiesler dengan brilian. Dia menggambarkan karakter yang tidak berbicara tentang perasaannya dan emosi. Kemudian Mühe juga berhasil meyakinkan kita tentang perubahan sikap Wiesler, dengan cara yang sederhana, namun mendalam. Sang sutradara, Florian Henckel von Donnersmarck, menggambarkan Mühe sebagai aktor panggung terbesar di Jerman Timur.

Selain itu, musik memiliki perannya yang penting dalam film yang meraih penghargaan Oscar untuk kategori film berbahasa asing ini. Pada salah satu adegan misalnya, lantunan piano berjudul "Sonata For a Good Man," yang diciptakan Gabriel Yared, dengan sendirinya menyentuh hati Wiesler, dan mungkin juga para penonton.

Ada juga humor gelap dan satir di beberapa bagian film. Misalnya pada adegan yang berlangsung di markas besar Stasi, di mana seorang karyawan yang bertugas untuk pembuka segel surat menceritakan lelucon lucu tentang hal yang dikhawatirkan oleh diktator Jerman Timur, Erich Honecker.

Kejeniusan sang sutradara, Florian Henckel von Donnersmarck, terlihat pada bagian terakhir dari film ini, setelah Tembok Berlin runtuh. Dia membawa kisahnya ke sebuah akhir yang sederhana, menarik, sekaligus satir.

Banyak para kritikus film terkejut ketika film ini mengalahkan Pans Labyrinth dalam peraihan Oscar untuk kategori film berbahasa asing terbaik pada tahun 2007. Namun, jika Anda melihat film ini, sepertinya Anda akan setuju dengan saya bahwa fim ini pantas meraih Piala Oscar.

Judul: The Lives of Others (Das Leben der Anderen)
Sutradara: Florian Henckel von Donnersmarck
Sekenario: Florian Henckel von Donnersmarck
Pemain: Ulrich Mühe, Sebastian Koch, Martina Gedeck, Ulrich Tukur

No comments: