03 January 2012

Resolusi

Rokok sudah habis empat batang. Hampir satu jam mata Jabir melototi laptop. Sesekali dia mengecek laman media sosial dari HP-nya. Namun tulisan yang berisi daftar resolusi untuk tahun 2012 tak kunjung selesai. Padahal, pergantian tahun hampir satu jam lagi. Si Jabir hampir putus asa.

Tiba-tiba sang Pengelmu datang. Dengan suara yang agak berat, Sang Pengelmu bertanya, "Kenapa bir?"

Jabir tak segera menjawab. Pikirannya masih diselimuti kerumitan menuliskan resolusi pribadi.

Baru setelah pengelmu mengulangi pertanyaan dengan agak keras, akhirnya dia menjawab. "Oh, ini Pengelmu, saya lagi bla..bla...bla.." Jabir menjawab dengan panjanglebar pertanyaan sang Pengelmu.

Pengelmu pun tersenyum. Dengan pandangan mata yang tajam, dia bertanya lagi, "Emang kalo gak nulis apapun tentang resolusi, kamu berdosa ya?"

"Bukan gitu kang mas Pengelmu. Maksud ane bikin resolusi, supaya tekad yang tertulis dalam resolusi bisa bikin ane terpacu untuk mencapainya. Gitu!" Ujar jabir dengan nada ketus.

"Nyantai Bir, tenang! Maksud saya tadi nanya, hanya iseng saja, soalnya mukamu muram seolah-olah dunia akan kiamat besok," kilah Pengelmu.

Kemudian Sang Pengelmu duduk. Sambil merokok dan meminum anggur putih kesukaannya, dia mulai berbicara tentang beberapa orang yang dilihatnya akhir-akhir ini. Dia berbicara bahwa ketika almanak akan berganti, hampir semua temannya menuliskan resolusi pribadi. Ada yang ditulis di buku harian, dipampang di kamar, diposting di sosial media, atau hanya ditulis dalam hati. 

Semua-muanya adalah rencana dan target yang harus dicapai tahun berikutnya. Seorang mahasiswa tingkat akhir, misalnya, menargetkan supaya bisa pakai toga pada wisuda mendatang. Seorang jomblo, menyiapkan jurus untuk mendapatkan pasangan idamannya. Seorang pacar teladan, berencana untuk bisa memakaikan cincin tunangan di jari pacarnya. Seorang bajingan, merancang modus yang lebih oke untuk menggaet korban beriktunya. Seorang penganggur, mendaftar pekerjaan apa yang bisa bisa mendatangkan fulus.

"Terus terang saja, saya cuman punya satu resolusi tahunan: tak ada resolusi tahunan!" kata Pengelmu.

"Berarti ente itu gak punya rencana ke depan dong?" Tanya Jabir.

"Ya enggak juga"

"Lho kok?" Jabir Keheranan.

Dengan tenang Sang pengelmu menerangkan bahwa resolusi itu bisa setiap hari dibuat. Tak perlu menunggu tahun berganti, dan tak perlu pusing-pusing di akhir tahun hanya untuk mendaftar resolusi. Baginya, membuat resolusi adalah ketika otak tersadar pas bangun pagi, di sanalah resolusi kita pancangkan dalam benak.

"Halah, tiap hari kan mood-nya beda, entar resolusinya ke sana-kemari alias gak jelas," Kata Jabir.

Seolah tak mau kalah, Sang Pengelmu kemudian menjawab, "Nah, di sanalah peran resolusi hidup. Ingat, resolusi hidup itu yangg membimbing resolusi harian. Jadi, resolusi tahunan itu banci. Kalo mau resolusi yang permanen ya resolusi hidup, terus kalo mau cepet, ya resolusi harian."

Tanpa pikir panjang, si Jabir menjawab, "Halah, nanggung nih, soalnya waktu ente barusan ngomong, ane sudah dapet apa yang mau dijadikan resolusi tahun depan. Terus kalo resolusi tahunan udah dibuat, ya tinggal disandingkan dengan resolusi harian dan resolusi hidup!"

Kontan saja, Sang Pengelmu menjawab, "Tapi kan jadi ribet kalo ketiga-tiganya disandingkan."

"Biarin, yang bikin resolusi ane kan ane sendiri," tangkis Jabir.

Lalu keduanya terdiam beberapa saat. Tak lama kemudian, si Jabir melanjutkan menuliskan resolusi tahunannya, dan Sang Pegelmu pun pergi sambil melanjutjan minum anggur putih dan merokok.

Bagaimana dengan Anda? Apakah punya resolusi tahunan seperti si Jabir? Atau seperti Sang Pengelmu yang memilih tidak punya resolusi tahunan?  

Jawabannya ada di tangan anda sendiri. Yang Jelas, semua berpijak pada satu pertanyaan:  What do you want to do with your life?



4 comments:

hahn said...

keren mas brooo
nurutan ah:D

Anonymous said...

mantep kang mas..
tapi apalah itu resolusi.. Resolusi setiap tahun merupakan pengakuan kegagalan atas hidup yang telah terlewati.. Resolusi tak ubahnya seperti berjudi.. The real Resolution is the real destination, and started over..only this can be change destiny.. :D

Anonymous said...

jabir... kamu memang jatruks...
bagi atuh urang ududna,,,

Catatan Kecil said...

Kereennn :)